Tahun 1965 pada suatu senja dengan angin semilir yang membuat daun bambu memamerkan gemerisiknya. Seorang perempuan di dalam sebuah ruangan tertutup sedang berteriak dan menangis. Seorang perempuan tua duduk di ujung tempat tidurnya, mulutnya penuh dengan bulatan hitam kemerahan. Dia hanya melihat ke bawah sambal mengatakan, “sedikit lagi.”. Perempuan yang sedang terbaring itu adalah ibuku. Aku tahu, dia pasti bisa melahirkan aku dengan mudah. Sudah duabelas kali dia melahirkan. Aku adalah yang ketigabelas baginya. Aku sudah tak sabar ingin keluar dari ruangan sempit ini. Ibu, tak sabar lagi aku memanggilmu seperti itu. Seperti kakak-kakakku yang selalu ramai. Aku tak...