Magnum, Kucing Kesayanganku
Cerita Anak Magnum, Kucing Kesayanganku

Magnum, Kucing Kesayanganku

Tanggal 28 Oktober 2020, aku mengadopsi seekor kucing Persia berwarna hitam. Aku mengadopsinya agar aku tidak kesepian, dan aku akan selalu menjaganya. Aku menamainya Magnum, sama dengan nama es krim yang terkenal di Indonesia. Dia kucing yang sangat lucu dan lincah. Matanya berwarna hijau kekuning-kuningan, bola matanya bulat di cahaya yang redup dan berubah menjadi lonjong seperti mata ular di cahaya yang terang. Dia sangat tertarik dengan kardus, dan suka masuk kedalam kantong plastik. Dia juga sangat suka dengan mainan yang bertali dan berbunyi. Jika ada cicak dia berusaha untuk menggapainya hingga cicak tersebut jatuh. Jika sudah jatuh, dia suka melindungi cicak tersebut. Cicak tersebut akan selalu ditemani kemanapun dia pergi, jika cicak tersebut hilang atau mati, dia akan mengeong ke arah tembok. Dan sekarang, aku akan menjelaskan cara merawat Magnum.

Jika teman-teman bertujuan untuk memiliki atau memelihara hewan seperti aku, maka teman-teman harus bertanggung jawab untuk menjaga dan merawatnya. Jangan sampai kucing atau hewan peliharaan teman-teman tidak terawat.

Untuk merawat Magnum, aku harus memberinya minum dan makan setiap hari. Jangan lupa memandikannya minimal 2 minggu sekali. Dan jangan lupa menjemurnya di pagi hari, juga memberinya vitamin. Menjemur Magnum setiap pagi membuatnya tidak mudah terkena penyakit, tidak mudah terkena jamur, dan tulangnya menjadi lebih kuat. Memberinya vitamin membuatnya sehat dan gemuk. Aku juga membawanya ke dokter untuk vaksin agar terhindar dari berbagai virus dan bakteri, serta menghindari penyakit rabies.

Magnum seharusnya berkembang biak dengan cara melahirkan. Tetapi dia sudah melewati proses steril pada umur 7 bulan. Dia di steril agar dia tidak melahirkan. Steril perlu dilakukan untuk mengurangi kucing terlantar dan tidak terawat. Hal tersebut berlaku sama denganku, bagaimana jika nanti aku tidak sanggup untuk merawat anak-anaknya? Kasihan mereka kan? Itulah sebabnya Magnum harus disteril. Melakukan proses steril pada kucing juga bisa mencegah kucing terkena tumor dan infeksi.

Aku juga menyisir bulu Magnum dua kali sehari agar bulunya tidak kusut dan tetap lembut. Yang terakhir, aku tidak lupa mengajaknya bermain, dan membelikannya mainan.

Jika tidak mau membeli mainan, teman-teman bisa memberinya kantong plastik atau kardus saja, Kucing lebih suka bermain kardus dan kantong plastik daripada mainan yang kita beli. Mengajak kucing bermain bisa mencegah kucing stress loh!

Semua yang aku lakukan untuk merawat Magnum termasuk sila Pancasila yang ke-2, karena aku merawat Magnum seperti merawat manusia biasa. Magnum aku anggap sebagai adik dan teman bermainku. Sikap tersebut menunjukan keadilan kepada sesama makhluk hidup.

Demikian ceritaku merawat Magnum. Semoga teman-teman pun memperlakukan hewan peliharaan dengan baik dan penuh kasih sayang ya.

Terimakasih.

 

Eillien Theola ( 10 yo )

19082021

 

  • Tulisan ini dibuat oleh Theola, umur 10 tahun untuk memenuhi tugas Proyek Kolaborasi Bhs. Indonesia, IPA, dan PPKN.
  • Pilihan proyeknya adalah video, tulisan, atau poster. Theola memilih untuk membuat sebuah tulisan tentang hewan peliharaannya, yaitu seekor kucing Persia berwarna hitam yang saat ini berumur satu tahun.

 

Wimala Anindita

0